Pages

Rabu, 07 Oktober 2015

Laporan Praktikum Titrasi Asam Basa

BAB I
1.1  Tujuan Praktikum
Menentukan kemolaran larutan HCL dengan larutan NaOH 0,1 M
1.2  Dasar Teori
Titrasi merupakan prosedur yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis (ingin diketahui kadarnya). Titrasi yang mengacu pada jumlah volume larutan dikenal dengan istilah titrasi volumetrik. Pengukuran volume diusahakan setepat mungkin dengan menggunakan alat-alat standar.
Titrasi yang melibatkan reaksi antara asam dengan basa dikenal dengan istilah titrasi asam basa atau aside alkalimetri. Secara teknis, titrasi dilakukan dengan cara mereaksikan sedikit demi sedikit atau tetes demi tetes larutan basa melalui buret ke dalam larutan asam dengan volume tertentu yang terletak dalam labu Erlenmeyer sampai keduanya tepat habis bereaksi, ditandai dengan berubahnya warna indikator.
Tepat pada saat warna indikator berubah, penambahan (titrasi) dihentikan dan volumenya dicatat sebagai volume titik akhir titrasi. Larutan basa yang diletakkan dalam buret disebut dengan larutan penitrasi. Indikator yang digunakan pada titrasi asam basa adalah indikator yang mempunyai trayek perubahan warna pada pH sekitar 7, sebab pada saat asam kuat dan basa kuat telah tepat habis bereaksi, pada saat itu pH larutan akan sama dengan 7.

Perubahan warna indikator yang menandai tepat bereaksinya kedua larutan tidak selamanya tepat seperti perhitungan secara teoritis. Volume larutan penitrasi yang diperoleh melalui perhitungan secara teoritis disebut dengan volume titik ekivalen. Perbedaan volume titik akhir titrasi dengan titik ekivalen disebut dengan kesalahan titrasi. Besar kecilnya kesalahan titrasi ditentukan oleh pemilihan indikator. Jika indikatornya semakin tepat, kasalahn titrasinya kecil.

BAB II

Kegiatan I (Uji Karbohidrat, Protein, dan Lemak)
2.1 Alat dan Bahan
     Alat :
·         Buret 50 mL                            : 1 buah
·         Pipet ukur 25 mL                    : 2 buah
·         Erlenmeyer 250 mL                : 2 buah
·         Pipet tetes                               : 1 buah
·         Corong                                    : 1 buah
·         Statif dan klem                       : 1 buah          
Bahan :     
·         Larutan NaOH 0,1 M
·         Larutan HCL yang tidak diketahui konsentrasinya
·         Larutan indikator fenoftalein (PP)
2.2 Cara Kerja
a.       Ambil 20 mL larutan HCL dengan menggunakan pipet ukur, lalu masukkan ke dalam gelas Erlenmeyer.
b.      Tambahkan 3 tetes larutan indikator fenoftalein ke dalam larutan HCL tersebut.
c.       Isi buret dengan larutan NaOH 0,1 M hingga garis 0 mL.
d.      Tetesi larutan HCL dengan larutan NaOH. Penetesan harus dilakukan sedikit demi sedikit secara hati-hati, dan labu Erlenmeyer harus terus diguncangkan.
e.       Ketika telah terjadi perubahan warna yang tetap, yaitu menjadi merah muda, titrasi dehentikan. Baca skala pada buret untuk melihat volume larutan NaOH yang digunakan.
f.       Lakukan kembali prosedur di atas sampai diperoleh 3 data. 

BAB III
3.1 Hasil pengamatan
Tabel Hasil pengamatan

No
Volume HCL (titrat)
Volume NaOH yang digunakan (titran)
1.
20 mL
21 mL
2.
20 mL
19 mL
3.



Ket: Volume NaOH yang digunakan seharusnya sama antara percobaan pertama dan kedua. (terjadi kesalahan pada percobaan)
3.2 Pertanyaan
1. Dapatkah kamu menggunakan indikator lain untuk titrasi ini? jelaskan jawabanmu!
=> Kita dapat menggunakan indikator BTB, karena indikator BTB memiliki trayek pH 6,0 - 7,6
2. Tentukan volume rerata larutan NaOH yang digunakan!
=> 20 mL
3. Tentukan jumlah mol NaOH yang digunakan!
=> mol NaOH=  M x V1 + V2
                        = 0,1 mol L-1  x  0,04 L
                        = 0,004 mol
4. Tentukan jumlah mol HCL berdasarkan perbandingan koefisien reaksi!
            NaOH (aq)  +  HCL (aq)                     NaCl (aq)  +  H2O (I)
=> Untuk percobaan 1
            Mol NaOH yang terpakai = 0,1 mol L-1  x  0,021 L
                                                        = 0,0021 mol
            Jadi, jumlah mol HCL = 1/1  x 0,021 mol
                                                  = 0,0021 mol
            Untuk percobaan 2
            Mol NaOH yang terpakai = 0,1 mol L-1 x  0,019 L
                                                        = 0,0019 mol
            Jadi, jumlah mol HCL yang dititrasi  = 1/1  x  0,0019 mol
                                                                         = 0,0019 mol
5. Tentukan kemolaran larutan HCL tersebut!
=> Untuk percobaan 1
            Mol NaOH yang terpakai = 0,1 mol L-1  x  0,021 L
                                                        = 0,0021 mol
            Jadi, jumlah mol HCL yang dititrasi  = 1/1  x 0,021 mol
                                                                         = 0,0021 mol
            Kemolaran larutan HCL= 0,0021 mol/0,02 L =  0,1 M
Untuk percobaan 2
            Mol NaOH yang terpakai = 0,1 mol L-1 x  0,019 L
                                                        = 0,0019 mol
            Jadi, jumlah mol HCL yang dititrasi  = 1/1  x  0,0019 mol
                                                                         = 0,0019 mol
            Kemolaran larutan HCL = 0,0019 mol/0,02 L = 0,09 M


BAB IV
3.4 Kesimpulan
·        Pada percobaan 1 warna indikator mulai berubah saat volum NaOH 21 mL
·        Pada percobaan 2 warna indikator mulai berubah saat volum NaOH 19 mL
·        Terjadi kesalahan pada kedua percobaan karena kurangnya ketelitian dari peserta praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Sudarmo unggul. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok peminatan matematika dan ilmu alam. Erlangga. PT. Gelora Aksara Pratama


Dalam Bentuk MS.World silakan download disini
Disini

Semoga Bermanfaat dan Jangan Lupa komen di bawah :))))

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Blog.com. Template created by Volverene from Templates Block
WP by WP Themes Master | Price of Silver