LAPORAN KIMIA
PENGARUH KONSENTRASI, LUAS
PERMUKAAN ZAT, DAN SUHU TERHADAP LAJU REAKSI
Disusun oleh:
Kelompok 5 XI IPA 1
Amalia Fauziah.M (02)
Tuti Jayanti (
)
Nurul Hidayah ( )
Hilman Ady Soesilo ( )
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI I BENTENG
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR
T.A 2014/2015
BAB I
1.1 Tujuan Praktikum
·
Untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi, luas permukaan zat, dan suhu terhadap laju reaksi.
1.2 Dasar Teori
A.
Konsentrasi
Pada umumnya,
reaksi akan berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Zat
yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak,
sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat disbanding zat yang
konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan lebih sering
bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan
terjadinya reaksi makin besar.
B. Luas Permukaan
Salah satu
syarat agar reaksi dapat berlangsung adalah zat-zat pereaksi harus bercampur
atau bersentuhan. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi
pada bidang batas campuran. Bidang batas campuran inilah yang dimaksud dengan
bidang sentuh. Dengan memperbesar luas bidang sentuh, reaksi akan berlangsung
lebih cepat.
C. Temperatur
Setiap partikel
selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik
partikel bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Dengan frekuensi
tumbukan yang semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif yang
mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Suhu atau temperatur ternyata
juga memperbesar energi potensial suatu zat. Zat-zat yang energi potensialnya
kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan
tumbukan efektif. Hal ini terjadi karena zat-zat
tersebut tidak mampu melampaui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal
ini akan memperbesar energi potensial, sehingga ketika bertumbukan akan
menghasilkan reaksi.
BAB II
A. Kegiatan
1: Pengaruh luas permukaan zat
2.1
Alat dan Bahan
Alat :
·
Gelas Erlenmeyer 100
mL (2 buah)
·
Balon karet (2 buah)
Bahan :
·
Larutan HCL (1 M)
·
Pualam (CaCO3)
(Keping/Serbuk)
2.2 Cara Kerja:
a. Siapkan 2 buah Erlenmeyer 100 mL,
masing-masing isi dengan 12,5 mL
HCL 1 M.
b. Siapkan 2 buah
balon karet.
c. Pada balon pertama
masukkan 0,5 gram keping pualam. Pada balon kedua masukkan 0,5 gram pualam yang
telah digerus halus.
d. Pasang dan ikat
balon pertama tadi pada mulut salah satu Erlenmeyer. Jaga jangan sampai pualam
itu masuk ke dalam gelas Erlenmeyer.
e. Reaksikan pualam
tadi. Catat waktu yang diperlukan gas CO2 untuk menegakkan balon
tadi.
B.
Kegiatan 2: Pengaruh
Konsentrasi
3.1 Alat:
·
Gelas Kimia 100 mL (
2 buah)
·
Penggaris ( 1 buah)
·
Stopwatch (1 buah)
·
Pipet tetes (1 buah)
3.2
Bahan:
·
Larutan HCL 1 M (10
mL)
·
Larutan HCL 2 M (10
mL)
·
Pita Magnesium (6 cm)
·
Amplas (secukupnya)
3.3
Cara Kerja
a. Siapkan 2 gelas kimia.
b. Masukkan pada gelas kimia I 10 mL
HCL 1 M, gelas kimia II 10 mL HCL 2 M.
c. Tambahkan pada gelas kimia I
dengan pita magnesium 2 cm yang telah diamplas terlebih dahulu. Catat waktu yang
diperlukan sampai logam Magnesium habis bereaksi
d. Ulangi percobaan c pada gelas
kimia ke II
C. Kegiatan 3: Pengaruh
suhu
4.1
Alat:
·
Gelas kimia 100 mL (2
buah)
·
Gelas ukur 25 mL (1
buah)
·
Gelas ukur 10 mL (1
buah)
·
Kertas ( 1 lembar )
·
Pulpen/spidol (1buah)
·
Kaki tiga ( 1 buah)
·
Termometer (1 buah)
·
Korek api (1 buah)
Bahan:
·
Larutan HCL (2 M)
·
Larutan Na2S2O3
(0,1 M)
4.2 Cara Kerja:
a. Siapkan 2 helai kertas yang telah diberi tanda
silang dengan tinta hitam dan
tempelkan pada dasar dua gelas kimia 100 mL
b. Masukkan 12,5 mL larutan Na2S2O3
0,1 M ke dalam gelas kimia, ukur suhunya dan catat. Tambahkan 2,5 mL HCL
2 M.
c. Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan HCL
sampai tanda silang tidak tampak lagi.
d. Masukkan 12,5 mL larutan Na2S2O3
0,1 Mke dalam gelas kimia II dan panaskan hingga 10oC di atas
suhu kamar dengan cara memasukkan ke dalam air yang dipanaskan.
BAB
III
3.1
Hasil Praktikum
Tabel Hasil
Pengamatan (1)
Asam Klorida (M)
|
Pualam (0,5 gr)
|
Waktu (detik)
|
1/waktu
|
1
|
Keping
|
300 detik
|
1/300 detik
|
1
|
serbuk
|
4,5 detik
|
1/4,5 detik
|
Penjelasan:
Pada percobaan pualam keping
dengan HCL laju reaksinya berlangsung sangat lama, dibandingkan dengan reaksi
HCL dengan pualam serbuk, walaupun massa kedua pualam itu sama. Ini dikarenakan
adanya pengaruh luas permukaan suatu zat, bila zat pereaksi bidang sentuhnya
lebih banyak maka laju reaksinya akan semakin cepat. Sehingga pualam serbuk
laju reaksinya lebih cepat karena bidang sentuhnya yang lebih banyak.
Tabel
Hasil Pengamatan (2)
Asam Klorida (M)
|
Pita Magnesium
|
Waktu (detik)
|
1/waktu
|
1 M
|
2 cm
|
60 detik
|
1/60 dt
|
2 M
|
2 cm
|
35 detik
|
1/35 dt
|
Penjelasan:
Laju
Reaksi pita magnesium pada HCL 1M lebih lambat dibandingkan dengan, laju reaksi
pita magnesium dan HCL 2 M. Hal itu dikarenakan konsentrasi kedua larutan
berbeda, dimana suatu larutan yang memilki konsentrasi tinggi, maka laju
reaksinya juga akan semakin cepat.
Tabel Hasil
Pengamatan:
Suhu Reaksi (oC)
|
Waktu (detik)
|
1/waktu
|
Kamar 30oC
|
52 detik
|
1/52 detik
|
Kamar +10oC
|
24 detik
|
1/24 detik
|
Penjelasan:
Reaksi antara HCL 2 M
dengan Na2S2O3
0,1 M, laju reaksinya lebih cepat dikarenakan suhunya yang lebih
tinggi dibandingkan dengan laju reaksi pada HCL 2 M dan Na2S2O3
0,1 M dengan suhu 30oC
3.2 Kesimpulan
a. Luas permukaan
pualam yang berbentuk serbuk lebih cepat bereaksi dengan HCL, dibanding dengan
pualam yang berbentuk keping sehingga luas permukaan zat mempengaruhi laju
reaksi
b.
Larutan yang
memilki konsentrasi lebih tinggi, laju reaksinya juga semakin cepat.
c.
Semakin tinggi
suhu suatu larutan maka laju reaksinya juga semakin cepat
Laporan dalam bentuk MS.Word bisa di download di bawah ini
0 komentar:
Posting Komentar