1.1
Judul Percobaan
Membedakan Senyawa Kovalen Polar dan
Non Polar
1.2
Tujuan Percobaan
Mengetahui kepolaran beberapa senyawa
kovalen
1.3 Landasan
Teori
Ikatan kovalen adalah ikatan yang
terjadi karena pemakaian pasangan elektron secara bersama-sama oleh 2 atom yang
berikatan. Ikatan kovalen terbentuk dari atom-atom unsur yang memiliki afinitas
elektron tinggi serta keelektronegatifannya lebih kecil dibandingkan ikatan
ion.
a)
Ikatan
kovalen polar terjadi
jika dua atom non logam berbeda keroelektonegatifannya berikatan, maka pasangan
elektron ikatan akan lebih tertarik ke atom yang lebih elektronegatif. Atau
jika Pasangan Elektron Ikatan (PEI) tertarik lebih kuat ke salah satu atom.
§ Ciri-ciri ikatan kovalen
polar :
1. Senyawanya terbentuk dari unsur yang berbeda
2. Tidak simetris
3. Adanya Pasangan Elektron Bebas (PEB)
§ Ciri-ciri senyawa
polar :
1. Dapat larut dalam air dan senyawa polar lain
2. Memiliki kutub (+) dan (-) akibat tidak meratanya distribusi
electron
3. Memiliki PEB (bila bentuk molekul
diketahui) atau memiliki perbedaan keelektronegatifan.
b)
Ikatan
kovalen non-polar merupakan
suatu ikatan kovalen dimana elektron-elektron yang membentuk ikatan lebih
banyak menghabiskan waktunya untuk berputar dan berkeliling di sekitar salah
satu atom. Jika PEI tertarik sama kuat ke semua atom.
§ Ciri-ciri ikatan kovalen
non-polar :
1. Senyawa tersebut terbentuk dari unsur sejenis
2. Jika dari unsur tidak sama tetapi simetris, makan non-polar
3. Tidak ada PEB pada atom pusat
§ Ciri-ciri senyawa
non-polar :
1. Tidak larut dalam air dan senyawa
polar lain
2. Tidak memiliki kutub (+) dan (-)
akibat meratanya distribusi elektron
3. Tidak memiliki PEB (bila bentuk
molekul diketahui) atau memiliki keelektronegatifan sama.
Molekul polar tertarik pada suatu
benda yang bermuatan elektron/listrik/medan magnet. Jika cairan dibelokkan oleh
benda bermuatan elektron/listrik/medan magnet, maka cairan tersebut berisi
senyawa polar, sedangkan jika cairan yang tidak dibelokkan oleh benda bermuatan
elektron/listrik/medan magnet, maka cairan tersebut berisi senyawa non-polar.
1.4 Alat/Bahan
Alat:
§ Buret 10 ml/25 ml :
4 buah
§ Kantong plastik es : 3 buah
§ Statif dan klem : 1 buah
§ Gelas kimia 200 ml : 4 buah
§ Kain wol/flannel : 1 lembar
§ Corong : 1 buah
§ Penggaris/mistar
Bahan:
§ Air : ±200 ml
§ Minyak goreng : ±200 ml
§ Bensin : ±200 ml
§ Alcohol 96% : ±200 ml
1.5
Cara
Kerja
1. Dengan menggunakan corong isilah
pipet folum/kantong plastic es dengan air.
2. Gosoklah penggaris dengan
menggunakan kain wool/flannel sehingga penggaris tersebut mengandung muatan
listrik.
3. Bukalah kran buret atau tusuk dengan
ujung jarum yang runcing kantong plastic es yang sudah digantungkan pada statif
untuk memperoleh aliran zat cair (bukan
tetes demi tetes) lalu dekatkan penggaris yang sudah mengandung listrik
pada aliran zat cair, dan tampunglah zat keluar dari buret dengan menggunakan
gelas kimia.
4. Ulangi cara kerja 1-4 dengan cara
menggantikan air dengan zat lain yang tersedia
5. Amati dan catat data pada tabel
hasil pengamatan
1.6
Tabel
Hasil Pengamatan
NO.
|
BAHAN
|
TERTARIK
|
TIDAK TERTARIK
|
1.
|
AIR
|
√
|
|
2.
|
MINYAK
GORENG
|
√
|
|
3.
|
BENSIN
|
|
√
|
4.
|
ALCOHOL
96%
|
√
|
|
1.7
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila suatu benda yang
bermuatan listrik didekatkan pada cairan tertentu, maka akan terjadi reaksi
yang berbeda-beda. Reaksi pembelokan suatu cairan ketika
didekati benda bermuatan listrik terjadi jika cairan tersebut mempunyai ikatan
kovalen non-polar. Adapun
yang termasuk polar yaitu air dan alcohol 96% dengan bukti tertarik sedangkan
minyak goring dan bensin termasuk non polar dengan bukti tidak tertarik pada
saat melakukan percobaan.
1.8
Pembahasan/Diskusi
Dari percobaan yang dilakukan yaitu menentukan sifat kepolaran
suatu senyawa diketahui bahwa suatu senyawa ada yang bersifat polar dan ada
yang bersifat non-polar. Pada percobaan ini dilihat dari pembelokan larutan
saat kita mendekatkan penggaris ke larutan yang keluar dari buret. Dimana
penggaris telah digosokkan dengan kain flanel, dengan tujuan agar penggaris
tersebut menjadi bermuatan listrik sehingga dapat menunjukkan kepolaran
senyawa. Saat larutan membelok berarti merupakan senyawa polar.
a)
Air/H20
Pada saat tutup tabung dibuka, air
mengalir ke dalam gelas kimia dan diddekatkan dengan penggaris polietena yang
telah digosok pada kain flanel. Ternyata, membuat aliran yang semula lurus
membelok ke arah medan listrik yang dihasilkan oleh penggaris. Hal ini karena
molekul air yang tersusun atas 2 atom H dan 1 atom O merupakan ikatan kovalen
polar.
Dianalisis
dengan :
Senyawa
air mempunyai rumus kimia H2O, artinya terdiri dari 2 atom H dan 1
atom O. Atom H mempunyai elektron valensi, sedangkan atom O
memiiliki elektron valensi 6. Maka pada senyawa ini akan terbentuk 2
ikatan kovalen tunggal dan memiliki PEB, sehingga senyawa ini
digolongkan pada senyawa polar.
b)
Alkohol/C2H5OH
Pada saat tutup tabung dibuka,
alkohol yang mengalir menuju gelas kimia yang awalnya lurus, sewaktu didekati
oleh penggaris beraliran listrik mengalami pembelokan. Hal ini karena molekul
alkohol mempunyai ikatan kovalen polar.
c)
Bensin
Pada saat tutup tabung dibuka,
bensin yang mengalir menuju gelas kimia, saat didekati oleh penggaris beraliran
listrik tidak mengalami pembelokan/lurus. Hal ini menunjukkan bahwa bensin
adalah senyawa yang bersifat non-polar.
d)
Minyak
goring
Pada saat tutup tabung dibuka,
minyak goreng yang mengalir menuju gelas kimia yang didekati oleh penggaris
beraliran listrik mengalami pembelokan. Hal ini karena molekul aseton mempunyai
ikatan kovalen polar.
1.9
Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan
perbedaan antara molekul yang bersifat polar dengan non polar?
Jawab:
Bersifat polar, jika dua atom penyusunnya
merupakan unsur yang berbeda sedangkan bersifat non polar, jika dua atom penyusunnya merupakan unsur yang sama
2. Jelaskan
faktor-faktor apakah yang menyebabkan suatu senyawa bersifat polar?
Jawab:
1.
Perbedaan
keelektronegatifan Senyawa yang ion-ionnya membentuk 2 kutub dengan muatan yang
berlawanan (δ+ danδ-) menyebabkan terbentuknya suatu dipol. Semakin besar
perbedaan keelektronegatifan atom-atom dalam suatu molekul, menyebabkan molekul
tersebut bersifat semakin polar.
2.
Molekul dengan ikatan polar bisa bersifat
polar tergantung pada geometri (bentuk) molekulnya.
DAFTAR PUSTAKA