1.1 Judul
Percobaan
Membuktikan hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier)
1.2 Tujuan
Percobaan
Mengetahui apakah ada reaksi kimia
terjadi perubahan massa zat-zat yang bereaksi dan massa zat-zat hasil reaksi
1.3 Landasan
Teori
Hukum Lavoiser (Hukum Kekekalan Massa)
Antoine Laurent
Lavoisier (1743–1794) seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis telah
menyelidiki hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang
zat-zat sebelum bereaksi kemudian menimbang hasil-hasil reaksinya. Ternyata
massa zat sebelum dan sesudah bereaksi selalu sama. Akan tetapi,
perubahan-perubahan materi umumnya berlangsung dalam sistem terbuka sehingga
apabila hasil reaksi ada yang meninggalkan sistem (seperti pembakaran lilin)
atau apabila sesuatu zat dari lingkungan diikat (seperti proses perkaratan besi
yang mengikat oksigen dari udara) maka seolah-olah massa zat sebelum dan
sesudah reaksi menjadi tidak sama. Dari percobaan yang dilakukan Lavoisier
terhadap merkuri cair dan oksigen hingga terbentuk merkuri oksida yang berwarna
merah, Lavoiser mengambil kesimpulan yang dikenal dengan hukum kekekalan
massa yaitu:
"Massa zat-zat
sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".
Contoh:
hidrogen + oksigen →
air
(4g) (32g) (36g)
1.4 Alat/Bahan
Alat:
-
Tabung reaksi :2 buah
-
Neraca :1
buah
-
Labu Erlenmeyer 250 ml :2 buah
-
Tutup Erlenmeyer :1 buah
Bahan:
-
Larutan kalium iodide 0,1 M :10 ml
-
Larutan timbal (II) nitrat 0,1 M :10 ml
-
Larutan natrium klorida 0,1 M :10 ml
-
Larutan perak nitrat 0,1 M :10 ml
1.5 Cara
Kerja
1. Masukkan
10 ml larutan KI ke dalam tabung reaksi A dan 10 ml larutan Pb(NO₃)₂ ke dalam labu
Erlenmeyer B. sebutkan warna larutan dalam tabung reaksi A dan labu Erlenmeyer
B.
2. Masukkan
tabung reaksi A ke dalam labu Erlenmeyer B dengan hati-hati (jangan sampai
tumpah). Timbanglah Erlenmeyer beserta isinya, lalu catatlah massanya.
3. Tuangkan
larutan KI dalam tabung reaksi A ke dalam gelas Erlenmeyer yang berisi larutan
Pb(NO₃)₂, dengan melepas benang
pengikat sehingga kedua larutan bercampur. Guncanglah labu Erlenmeyer secara
hati-hati agar terjadi reaksi secara sempurna. Kemudian, timbanglah Erlenmeyer
beserta isinya, lalu catatlah massanya.
4. Ulangi
percobaan diatas dengan mengganti larutan di tabung reaksi A oleh larutan NaCI,
dan di Erlenmeyer B oleh larutan AgNO₃.
1.6 Data
Hasil Pengamatan
Setelah melakukan percobaan massa ada beberapa hasil yang
telah kami peroleh.Tabung Y yang berisi larutan Pb(NO3)2 +
KI
1.
Pb(NO3)2
2.
KI
Selain
hasil massa yang sama ada hasil lain yang kami peroleh mengenai warna larutan
NaOH + CuSO4 dan Pb(NO3)2 + KI dari sebelum reaksi dengan
sesudah reaksi. Warna larutan NaOH + CuSO4 dan
Pb(NO3)2
Sebelum:
-
Larutan
Pb(NO3)2 0.1M = bening
-
Larutan
KI 0.1M = bening
Sesudah:
-
Setelah
larutan Pb(NO3)2 dan larutan KI direaksikan ternyata
terjadi perubahan warna yaitu menjadi kuning orange.
Sebenarnya menurut teori jika larutan ini dicampurkan atau
direaksikan warnanya akan berubah menjadi warna biru pekat. Namun dalam
percobaan ini terjadi beberapa perubahan warna ini dikarenakan adanya faktor
lain yang mempengaruhi percobaan ini. Namun kembali lagi mengenai tujuan
percobaan ini hanya sebatas ingin membuktikan bahwa massa zat sebelum dan
sesudah reaksi sama. Dan percobaan ini berhasil sesuai bunyi Hukum Kekekalan
Massa yaitu : ”Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama”
1.7
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Khamidinal, Tri
Wahyuningsih, Shidiq Premono.2009.Kimia
SMA/MA Kelas X.Jakarta:bse
Versi M.S Word bisa didownload di link dibawah inii...
Klik Di sini
Jangan lupa komentt di bawahh... ^_^